Dibaca :

Selasa, 13 Maret 2012

Lion Air Incar Eksekutif Freeport Sewa Pesawat

Gambar: Pesawat sewa dengan nilai 4 miliar oleh KPK untuk angkut Nazaruddin. Bagaimana dengan nilai sewa pesawat oleh Lion Air?
Oleh: Arkilaus Baho

Dengan bekal tandatangan presiden Amerika Serikat beberapa waktu lalu di Bali, kini bisnis penerbangan yang di jalankan oleh Lion Air melirik para eksekutif perusahaan besar di Indonesia, khususnya freeport di Papua. Dengan menyediakan layanan sewa pesawat, perusahaan penerbangan tersebut mengincar para eksekutif perusahaan besar untuk menggunakan jasa penerbangan. Sewa pesawat Lion untuk urusan bisnis tertentu, itulah yang di harapkan.

Bagi PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) kini akan merambah di bisnis sewa pesawat mewah. Selasa, minggu lalu, Lion Air menuntaskan pembelian empat unit pesawat jet pribadi berjenis Hawker 900 XP senilai US$ 64 juta atau setara dengan Rp 576 miliar dengan kurs Rp 9.000 per dolar AS. Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana mengatakan, pesawat jet ini akan dipakai untuk mendukung bisnis sewa pesawat yang kemungkinan mulai berjalan bulan Juni nanti. "Kami akan melayani bisnis penyewaan jet pribadi untuk VIP (very important person). Dan kami buka call center 24 jam, bisa pesan 3 jam sebelum terbang," tutur Rusdi.

Pelayanan penerbangan bagi kepentingan perusahaan, khusus yang terjadi selama ini di freeport, seperti di ketahui freeport menyewa suatu kontraktor penerbangan dari rusia. Namun, transportasi pesawat yang juga di piloti oleh pilot asal rusia hanya sebatas menerbangkan pesawat bagi kepentingan operasional di seputar freeport. Hadirnya bisnis penerbangan Lion Air yang juga melirik freeport ini, bisa saja memanfaatkan pengaruh Obama yang menandatangi pembelian sejumlah pesawat beberapa waktu lalu, pada KTT asean di Bali.

Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menambahkan, empat pesawat itu digunakan untuk diversifikasi bisnis yang menyasar para eksekutif, terutama perusahaan-perusahaan tambang. Menurut hitungan bisnis Edward, potensi sewa pesawat mewah sangat besar di Indonesia. Niat yang sudah lama, kini mendapat peluang. Untuk mempersiapkan masuk ke bisnis ini, Lion Air sudah mengadakan riset selama beberapa tahun terakhir. Hasilnya, permintaan penumpang di segmen premium pesawat jet pribadi terdapat peningkatan yang signifikan. "Berdasarkan data kami, trennya naik. Memang, angka dari kami lebih rendah dari angka Menteri Perhubungan, tetapi trennya sama, terus naik," ujar Edward kepada KONTAN akhir pekan lalu di kantornya.
"Eksekutif yang di perusahaan tambang itu kan kantor pusatnya tidak di tempat penambangan. Untuk urusan bisnis, kami menyediakan pesawat yang bisa sedia setiap saat untuk disewa," tutur Edward.
Selain para eksekutif perusahaan tambang, Lion Air juga mengincar musim-musim liburan para eksekutif pada umumnya. Di wilayah domestik, misalnya wilayah eksotis Rajaampat dan Wakatobi. Di luar negeri, Lion Air memperkirakan, pulau-pulau di sebelah timur Papua New Guinea serta di kepulauan Madagaskar atau tempat wisata di kawasan Thailand.

Bila saja niat mengincar eksekutif freeport untuk memakai jasa penerbangan milik Lion Air, tercatat di Papua sudah ada puluhan para pebisnis penerbangan di seputar Papua. Susi Air atau pesawat perintis milik maskapai MAF di kenal selama ini memegang kendali penyewaan pesawat di pelosok Papua. Tentunya para eksekutif freeport punya urusan bisnis tidak saja di luar Papua, tapi juga di pelosok Papua. Nah, bagaimana dengan kecelakaan pesawat yang sering terjadi di Papua, apakah sudah di perhitungkan segalanya? 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.