Jabat Tangan Dengan Salah Satu Pemeran Film Papua " Marzela Zalianty " |
Garin Nugroho terkenal dengan film Papua berjudul " Aku Ingin Mencium Mu Sekali Saja". Film dengan sutradara Garin Nugroho tersebut mendapat rekord di bintang holiwood Amerika Serikat. Garin menunjukan replika politik orang Papua pasca otsus di berikan ke Papua.
Konteks politik memang mengemuka pada durasi film yang di rilis menjelang 25 desember tahun 2008 silam. Ingin meniru gebrakan dalam film yang ada, kini kementerian informasi dan komunikasi kembali berencana mengangkat kebudayaan orang Papua melalui sebuah film, yang rencananya berdurasi sekitar 30 menit.
Ide tersebut mengemuka di sela-sela diskusi publik bertajuk "Keberagaman Budaya Dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Papua", Freddy H. Tulung mengatakan, gagasan itu tercetus ketika berdialog dengan sejumlah tokoh adat, tokoh agama dan cendekiawan di Jayapura (22/2) bahwa ada ketidakpahaman masyarakat luar terhadap orang Papua. "Pada saat yang sama, kata dia, juga ada keinginan kuat orang Papua untuk dipahami secara utuh atau tidak hanya dari informasi sepenggal-sepenggal, terutama soal kekerasan," katanya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam waktu dekat ini membuat sebuah film berdurasi sekitar 30 menit tentang budaya serta nilai-nilai yang berkembang dan menjamin kelanggengan hidup masyarakat Papua untuk ditayangkan di TVRI dan 190 stasiun televisi lokal di seluruh Indonesia. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Freddy H. Tulung, mengemukakan hal itu dengan didampingi Staf Ahli Bidang Sosial Budaya Kementerian Koordinator Polhukam, Arif Muchiat, Ketua Dewan Kehormatan PWI Tarman Azzam dan tokoh adat Papua, Ramses Ohee, di Jayapura, Kamis (23/2).
Gebrakan kemenkominfo ini tak hanya kata-kata. Kementerian tersebut juga sebelumnya mencanangkan desa komunikasi yang salah satunya berada di perbatasan RI-PNG yaitu kampung Senggi Kabupaten Keerom dan Merauke Papua. Rencana pembuatan film tersebut juga menegaskan bahwa pendidikan budaya yang selama ini hanya menonjolkan budaya barat semata, harus dirubah melalui suatu komunikasi verbal berupa film.
Seketika bertemu dengan sutradara film Aku Ingin Mencium Mu Sekai Saja, Pak Garin Nugroho menceritakan bagaimana pahit manis proses pembuatan film tersebut. Kecemasan pun dialami para kru pembuat film karena berani masuk ke markas-markas OPM yang dianggap anker dan menakutkan. Ancaman dan intimidasi dari aparat negara pun dialami kru tersebut. Cerita yang miris terkait proses syuting film tersebut datang dari mulut artis yang turut memerangi film tersebut.
Marzelia Zalianty sewaktu bertemu di penjara polda metro jaya Jakarta pun menceritakan kepedihannya terhadap Papua. Dia bilang rindu Papua, saya akan datang ke Papua, walaupun saya kesana untuk main film, tetapi itu membuatnya suatu kesan akan kerinduan Tanah Papua.
Melalui film yang di sutra darai oleh Garin Nugroho, dunia memahami politik Papua secara visual, kini penonton akan melihat bagaimana suprastruktur budaya orang Papua melalui film budaya yang rencana di rilis oleh kemen kominfo. Tujuannya agar lebih memahami kehendak orang Papua, yang diangkat via perfileman di nusantara.
Jangankan film, memahami Papua ada baiknya datang dan membaur dengan Papua agar mudah memahami apa sih yang melekat di Papua. Peragaan budaya Papua tentunya di pacu lewat film ini seperti mempromosikan alur karakteristik rakyat Papua sebagai saudara sebangsa dan setanah air Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.