Oleh: Arkilaus Baho
Bisnis apa saja sudah menjadi panglima bagi penjaga keamanan negara. Apalagi di Papua yang jauh dari pengawasan publik, sarat dengan praktik bisnis militer, baik individu maupun institusi. Kali ini, terungkap sudah.
Aparat negara di Papua sudah biasa menjalankan bisnis ilegal dengan keuntungan pribadi maupun institusi yang cukup lumayan. Sayangnya, untuk saat ini, mafia perminyakan asongan yang juga aparat negara itu berakhir dengan makan korban sesama aparat.
Korban kali ini dialami seorang angota kepolisian berpangkat Briptu Alexi. Dia diduga ditikam oleh salah seorang anggota TNI dari kesatuan kodim 1709 Yapen Warpen, yang berinisial Kopda Bo.
Kejadiannya pada Senin 26 Maret lalu. Korban, setelah disemayamkan di Mapolres Kota Jayapura, Briptu Alexi Arnold Tutkey dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kusuma Trikora, Padang Bulan, Jayapura, Papua, Kamis (29/3/2012).
Alasan penikaman yang berakhir dengan nyawa melayang ini, Menurut Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Bigman Lumban Tobing, pelaku menusuk korban karena tidak terima saat polisi tersebut merazia pembeli BBM di sebuah pom.
Pertikaian keduanya diduga akibat salah paham, namun untuk penyelidikan lebih lanjut pelaku diamankan di Markas Polisi Militer Kodim 1709/Yapen Waropen. Semua proses hukum diserahkan ke pihak TNI dalam hal ini Polisi Militer. Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan, pinta kapolda Papua.
Kasus penikaman yang terjadi di Papua ini hanyalah bola salju dari praktik terselubung yang di jalankan aparat. Bermental pegang senjata, mereka ( aparat ) bikin tau-tau dengan dalih jaga negara di Papua. Padahal, aktivitas sejatinya mereka hanya untuk mengais rejeki dari negeri ufuk timur Indonesia ini.
Briptu Alexi ( alm ) ini bertugas di Satuan Kawasan Pelabuhan Laut Yapen. Dia meninggalkan seorang istri dan dua anak. Pertikaian keduanya diduga akibat salah paham, namun untuk penyelidikan lebih lanjut pelaku diamankan di Markas Polisi Militer Kodim 1709/Yapen Waropen. Kapolda Papua mengungkapan semua proses hukum diserahkan ke pihak TNI dalam hal ini Polisi Militer. Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan.
Kelakukan tentara yang menimbun BBM tersebut yang marah karena di rasia polisi, ada kemiripannya dengan kelakuan Susilo Bambang Yudhoyono yang se-enaknya merubah ayat dalam UU perminyakan demi memuluskan kebijakannya menaikkan harga BBM.
Karena di sorot rakyat, tak diam, presiden suruh polisi hajar warga yang protes. Itulah, negara ini sudah sama seperti perusahaan yang setiap direkturnya ( presiden ) mengejar keuntungan masing-masing dengan mengatasnamakan " demi kepentingan kesejahteraan rakyat ".
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.