Oleh: Arkilaus Baho
Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) optimistis pengalihan gas dari perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Sempra, ke Tangguh di Papua akan dapat selesai di akhir April hingga awal Mei.
"Negosiasinya sudah mencapai 98 persen, yang dua persen lagi nanti kita ajukan ke Menteri ESDM, sebab untuk persoalan harga ada di beliau. Lebih banyak masalah administrasi saja," ujar Kepala BP Migas R Priyono ditemui di Kantor BP Migas, Jakarta Kamis (29/3/2012).
Berita di atas membuktikan bahwa Papua begitu strategis bagi ekstradisi perusahaan besar dari negara lain. Ladang gas dan minyak, ladang emas dan batu bara, ladang segalanya, kini sudah terbukti dengan kedantangan sejumlah MNC internasional. Pemerintah senang menjual Papua ke luar negeri.
Iya, masih ada 19 blok migas yang salah satu arealnya di Papua sudah di lelang ke pengusaha dunia. Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita Legowo sebelumnya mengatakan, pada 2012 pemerintah menargetkan pelelangan sebanyak 40 blok migas konvensional dan 25 lainnya nonkonvensional. "Penawaran 40 blok migas konvensional akan dilakukan dalam dua kali putaran. Untuk putaran kedua sekitar Oktober-November," ujarnya.
Dua blog gas yang sudah final di tawarkan adalah Aru (Papua Barat), dan Udan Emas (Papua Barat). Selain di Papua, blok penawaran langsung adalah Bireun Sigli (Aceh), Bohorok (Sumut), Mahato (Riau-Sumut), Bukit Batu (Riau), South Lirik (Riau-Jambi-Sumbar), Bengkulu I Mentawai (Bengkulu), Marlin (Kepri), Palangkaraya (Kalteng), Babai (Kalteng), Telen (Kaltim), East Sepinggan (Selat Makassar), Tatihu (Maluku).
Jadwal tender reguler adalah pengambilan dokumen paling lambat 25 Juli 2012 dan pemasukannya 26 Juli 2012.Sedangkan penawaran langsung, pengambilan paling lambat 11 Mei 2012 dan pemasukan 14 Mei 2012. Dirjen Migas Kementerian ESDM, Evita Legowo sebelumnya mengatakan, pada 2012 pemerintah menargetkan pelelangan sebanyak 40 blok migas konvensional dan 25 lainnya nonkonvensional.
Pengalihan atau perpindahan gas milik Amerika Serikat ke Papua ini menambah daya investasi yang boleh di bilang bahwa tanah Papua kini tersohor karena investasinya. Sekaligus, mari kita mencatat bahwa dengan hadirnya perusahaan gas dari Amerika ini, nyata sudah, raksasa Washington kini genggam Papua. Peningkatan investasi asing juga pasti meningkatkan jumlah pemantauan masalah Papua.
Papua terus di pantau agar jangan ribut dan bikin kaco, nanti perusahaan dong lari ke tempat lain dan pemerintah Indonesia di tuntut atasi masalah Papua.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.